Dzikir Setelah Sholat


Manfaat Dzikir Setelah Sholat:
Menurut Ibnul Qayyim, dzikir setelah sholat merupakan penyempurna ibadah yang menjadikan sholat lebih sempurna dan lebih bernilai di sisi Allah. Ia menjelaskan bahwa dzikir berfungsi sebagai makanan ruhani yang menghidupkan hati, menjaganya dari kelalaian, serta memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Selain itu, dzikir setelah sholat juga menjadi benteng perlindungan dari gangguan syaitan, memperkuat keimanan, serta mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Dengan rutin melakukannya, seorang Muslim akan merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya.
DZIKIR MEMINTA AMPUNAN, ALLAH PEMBERI KESELAMATAN
HR. Muslim no. 591.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x).
“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”
Setelah selesai melaksanakan shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beristighfar sebanyak tiga kali dan membaca dzikir yang telah disebutkan. Menurut Al Auza’i, lafaz istighfar yang dibaca adalah "astaghfirullah, astaghfirullah."
HANYA DARI ALLAH KEKAYAAN DAN KEMULIAAN. ALLAH MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU
HR. Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”
Dalam bukunya Al-Wabil al-Sayyib, beliau menjelaskan bahwa dzikir ini memiliki dampak yang sangat besar dalam menguatkan tawakkal dan keimanan seseorang. Dzikir ini mengingatkan kita akan kekuasaan mutlak Allah yang tidak ada yang bisa menandingi-Nya, sehingga memupuk rasa ketenangan dalam hati dan menghilangkan kecemasan. Menurut beliau, dengan mengucapkan kalimat ini, seseorang akan lebih fokus pada takdir Allah, menjauhkan diri dari rasa khawatir terhadap rezeki dan masalah hidup, serta semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.
UCAPAN TAUHID DAN MEMURNIKAN IBADAH
HR. Muslim no. 594.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.”
Menurut ‘Abdullah bin Zubair, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa mengucapkan tahlil (laa ilaha illallah) setelah menyelesaikan shalatnya.
DOSA DIAMPUNI MESKIPUN SEBANYAK BUIH DI LAUTAN
HR. Muslim no. 597. Syarh Shahih Muslim, 5: 84
سُبْحَانَ اللهِ (33 ×)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (33 ×)
اَللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Maha Suci Allah (33 x), segala puji bagi Allah (33 x), Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan. Bagi-Nya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Barangsiapa yang membaca dzikir ini, maka dosanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan. Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa berdasarkan teks hadis, bacaan Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar masing-masing dibaca sebanyak 33 kali secara terpisah.
TIDAK ADA PENGHALANG MASUK SURGA KECUALI KEMATIAN
HR. An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, sebagaimana disebut oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram.
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)
Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.
MU’AWWIDZOT
HR. Abu Daud no. 1523 dan An-Nasai no. 1337. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
HR. An-Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5)
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6)
Tiga surat ini dikenal sebagai Mu’awwidzaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku untuk membaca Mu’awwidzaat setelah selesai shalat (sesudah salam).Para ulama menjelaskan bahwa membaca Mu’awwidzaat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setelah shalat adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk perlindungan dari kejahatan, gangguan setan, dan bahaya. Imam An-Nawawi dan Syaikh Ibn Utsaimin menegaskan bahwa amalan ini memperkuat keimanan dan mendatangkan keberkahan. Syaikh Al-Albani juga mengingatkan bahwa ini adalah sunnah Nabi yang menjaga diri dari keburukan yang tidak terlihat.
MEMINTA ILMU YANG BERMANFAAT BAGI DIRIKU DAN ORANG LAIN, RIZKI YANG BAIK/ HALAL DAN AMALAN YANG DITERIMA
HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dibaca setelah salam dari shalat Shubuh)
Address
Gg. Persatuan Timur No.6, Turida, Kec. Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83232
Contacts
+6281237175737 (Phone/ WA)
official@tatatataarchitects.com (Email)

